Fisika (Metafisika) Rasa

Mekanika klasik bicara tentang gaya yang bekerja pada benda. Ada yang khusus bicara tentang benda diam, disebut statika. Ada yang bicara khusus benda bergerak, disebut kinematika. Sedangkan dinamika bicara tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda. Mekanika klasik adalah istilah dari mekanika yang digagas oleh Isaac Newton, melalui Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687).

Newton berhasil menunjukkan pengaruh gaya yang bekerja pada suatu benda (partikel) terhadap kecepatan benda dalam suatu kerangka inersia (kerangka yang bergerak dengan kecepatan tetap). Bagaimana jika kita tidak mengenal gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda secara persis? Apakah kita bisa mengetahui fenomena gerak benda? Hukum Newton tidak menyinggung masalah ini (?)

Untungnya ada Hamilton, yang melalui persamaan Lagrange, mengarahkan kita untuk meninjau energi total partikel, alih-alih menggunakan gaya total, sebagai besaran fisika untuk memahami gerak partikel. Energi total yang dimaksud merupakan selisih antara energi kinetik, yang berhubungan erat dengan kecepatan partikel, dan energi potensial, yang berhubungan dengan posisi partikel.

Rasa
Ada manis, ada pahit
Ada asam, ada asin
Itu rasa yang bisa diindera oleh lidah kita

Rasa
Ada senang, ada sedih
Ada ikhlas, ada keterpaksaan
Itu rasa yang bisa diindera dengan hati dan perasaan

Rasa
Bisakah fisika menginderanya?
Ataukah kimia mengindera komposisi kimiawi atau ingredient persenyawaan pembangun suatu rasa?
Atau biarkan metafisika berbicara?

Apa itu rasa? Partikel ataukah energi?
Jika rasa itu partikel, apa itu rasa yang bergerak? Berapa energi kinetik dan energi potensialnya? Bagaimana menentukan massa dari rasa? Bagaimana dengan momentum setelah terjadi benturan partikel rasa?

Jika rasa itu energi, bagaimana menjelaskan perubahan atau kekekalan energi rasa? Apa gejala makro dari perubahan energi rasa itu?

Oh, ya. Aku lihat ada buku berjudul Quantum Ikhlas.
Ikhlas adalah rasa. Jadi rasa adalah sebuah kuanta, yaitu paket energi yang berperilaku juga seperti partikel. Itu kuanta yang aku pelajari dari Fisika Kuantum.

Apapun itu, sebuah pendekatan bisa dipakai untuk lebih memahami rasa. Tentu, itu penting jika kita bermaksud untuk lebih serius mengelola dan mengendalikan rasa, yang merupakan anugerah besar Tuhan.

Dan, fisika bukan satu-satunya
Tapi salah satu saja

Tinggalkan komentar